Mengenang Sosok Kak Idik Sulaeman

Mengenang Sosok Kak Idik Sulaeman: Pejuang Pendidikan Kaum Muda dan Pramuka

Hari ini, 4 April, kita mengenang 12 tahun berpulangnya Kak Drs. H. Idik Sulaeman Nataatmadja, AT., seorang tokoh yang memiliki peran besar dalam Gerakan Pramuka dan Paskibraka. Lahir di Kuningan pada 20 Juli 1933, beliau dikenal sebagai sosok pendidik dan inovator yang banyak mencurahkan pemikiran serta karyanya untuk membangun generasi muda Indonesia. Kiprahnya dalam pendidikan kepanduan telah memberikan kontribusi besar terhadap sistem pembinaan Pramuka dan Paskibraka yang kita kenal hingga saat ini.

Sebagai adik didik Kak Husein Mutahar, Kak Idik memainkan peran kunci dalam penyempurnaan Paskibraka, baik dari segi sistem pelatihan, atribut, hingga penciptaan nama dan simbolnya. Beliau yang menggagas nama PASKIBRAKA sebagai akronim dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka pada tahun 1973. Tak hanya itu, beliau juga menciptakan seragam resmi Paskibraka, lambang korps, serta tanda pengukuhan berupa Lencana Merah Putih Garuda (MPG) dan Kendit Kecakapan.

Dalam dunia Gerakan Pramuka, Kak Idik memiliki perhatian yang besar terhadap pengembangan metode pendidikan kepramukaan. Sejak muda, beliau telah aktif dalam kepanduan dan menjadi bagian dari Kwartir Daerah Jawa Barat, kemudian Kwartir Cabang Bandung, hingga akhirnya bergabung dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sebagai Andalan Nasional. Kiprah dan dedikasinya membuatnya dipercaya untuk membantu pengembangan sistem pendidikan Pramuka di tingkat nasional.

(Dari kiri ke kanan: Kak Idik Sulaeman, kak Benny Supangat,  The Chairman of WOSM th 1967, Kak Susanto Martodiharjo)

Salah satu peninggalan terbesar Kak Idik bagi dunia kepramukaan adalah berbagai buku pedoman dan panduan yang beliau tulis. Karya-karya ini hingga kini masih menjadi rujukan bagi Pembina Pramuka dalam membina peserta didik. Buku-buku tersebut mencerminkan visi beliau bahwa pendidikan kepanduan harus berbasis pengalaman nyata dan mampu membentuk karakter generasi muda yang disiplin, mandiri, dan berjiwa kepemimpinan.

Selain berperan dalam Pramuka dan Paskibraka, Kak Idik juga meninggalkan jejak besar dalam dunia pendidikan nasional. Sebagai pejabat di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, beliau turut berkontribusi dalam pembinaan generasi muda, termasuk dalam penetapan seragam sekolah nasional yang kita kenal saat ini: putih-merah untuk SD, putih-biru untuk SMP, dan putih-abu untuk SMA. Keputusan ini bukan sekadar estetika, tetapi sebagai upaya membangun identitas dan kebanggaan pelajar Indonesia.

Dedikasi Kak Idik terhadap pendidikan kaum muda tercermin dalam seluruh aspek hidupnya. Dari kepanduan, Paskibraka, hingga pendidikan formal, beliau selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk bangsa. Penghargaan yang beliau terima, seperti Bintang Jasa Pratama, Wibawa Seroja Nugraha, dan Tanda Penghargaan Pramuka, adalah bukti nyata atas kontribusinya yang luar biasa.

Sebagai Pembina Pramuka, kita memiliki tanggung jawab untuk meneruskan semangat perjuangan Kak Idik. Warisan pemikiran dan dedikasinya harus menjadi inspirasi dalam membentuk generasi muda yang berkarakter, disiplin, dan siap mengabdi bagi negeri. Mari kita terus berkarya dan mendidik dengan penuh keikhlasan, seperti yang telah dicontohkan oleh beliau.

Terimakasih, Kak Idik. Karyamu abadi dalam jiwa Pramuka Indonesia.

 

Penulis : Kak Laiyin Nento. (Waka Pusdiklatnas).